Sabtu, 17 Maret 2012

4 Makanan Terbaik untuk Otak


 Menjadi bagian terpenting bagi tubuh, otak menjadi pusat dari semua aktivitas manusia. Oleh karena itu, otak memerlukan asupan makanan sehat untuk membuatnya bekerja optimal.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang berguna bagi kesehatan otak, seperti dikutip Boldsky, Selasa (28/2).
Vitamin B Kompleks
Kelompok vitamin B kompleks terdiri dari delapan vitamin berbeda. Konsumsilah makanan atau multivitamin yang mengandung vitamin B kompleks, yang membantu meningkatkan fungsi otak. Vitamin ini membantu tubuh mengkonversi kolin, yaitu asam amino yang ditemukan dalam sumber makanan menjadi asetilkolin, yaitu neurotransmiter kimia yang membantu dalam memori dan proses belajar. Vitamin B kompleks banyak terdapat dalam kentang, biji-bijian, brokoli, bayam, jamur, pisang, berbagai produk olahan kacang kedelai, telur dan kacang almond.
Gandum Utuh
Gandum utuh seperti roti gandum, oatmeal, beras merah, dan millet merupakan makanan sumber energi utama untuk tubuh dan otak. Makanan ini bekerja untuk meningkatkan aliran darah ke otak yang berarti menunjang kualitas dan kuantitas fungsi otak. Biji-bijian ini juga mengandung banyak vitamin B6, yang penuh dengan tiamin. Tiamin sangat bagus untuk siapa pun yang berusaha untuk meningkatkan daya ingat.
Asam Lemak Omega 3
Untuk memiliki memori dan konsentrasi yang tajam, konsumsilah makanan yang kaya akan asam lemak omega 3 yang mampu mengontrol depresi dan stres. Pastikan untuk selalu mengonsumsi minyak ikan, minyak zaitun, bawang putih, ikan tuna, kalkun, salmon, telur, nasi, sereal, dan pasta.
Karbohidrat
Makanan seperti beras merah, apel, pisang, kismis, biji-bijian, dan kecambah, mengandung karbohidrat. Tubuh mengubah karbohidrat kompleks dalam makanan menjadi glukosa, kemudian tubuh akan menggunakannya sebagai bahan bakar untuk meningkatkan kewaspadaan, fungsi memori dan konsentrasi.
So, let's start feed the brain.

Mengurangi Konsumsi Nasi Putih itu Sehat

Mulai untuk berpuasa makan nasi sepertinya baik untuk dicoba. Penelitian terbaru menunjukkan ada kemungkinan untuk mengembangkan risiko diabetes tipe 2 melalui makan nasi.

Penelitian dilakukan dengan melihat kembali empat penelitian sebelumnya yang melibatkan sekitar 350.000 orang. Hasilnya, semakin banyak makan nasi putih, maka semakin tinggi kesempatan seseorang untuk mengembangkan kondisi tersebut.

Temuan yang dimuat dalam British Medical Journal menganalisis seluruh partisipan melalui satu porsi nasi 18 gram dan faktor lain, seperti berat badan, tingkat olahraga dan diet. Selama masa penelitian (4-22 tahun), sekitar 13.200 orang mengembangkan diabetes.

Orang Asia dianggap berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan orang Asia cenderung memiliki asupan jauh lebih tinggi untuk mengonsumsi nasi dibandingkan orang Barat, rata-rata tiga hingga empat porsi dalam sehari.

Para peneliti menjelaskan bahwa terdapat efek negatif terhadap kadar gula darah karena nasi putih mengandung indeks glikemik yang tinggi dibanding nasi merah. Selain itu, nasi putih juga memiliki nutrisi yang lebih sedikit, termasuk serat dan magnesium, yang dapat mencegah diabetes tipe 2.

Indeks glikemik merupakan ukuran seberapa cepat glukosa dilepaskan kedalam aliran darah setelah makan. Makanan yang mengandung indeks glikemik rendah, seperti beras merah, membuat orang merasa kenyang lebih lama dan menjaga kadar gula lebih stabil.