Rabu, 15 Juli 2015

Semoga..

Kuawali dengan kata semoga.
Sebab, segala sesuatu Tuhanlah yang memutuskannya.
Kekasih, salah satu yang aku syukuri dari pertemuan kita adalah ketika Tuhan mengizinkan kita saling menyembuhkan.
Aku paham benar, bagaimana lukamu dikecewakan seseorang di masa lalumu.
Pun begitu juga dengan aku.
Namun aku tetap bersyukur.
Karena apa?
Karena merekalah saat ini kita ada.

Tak ada yang kusesalkan dari kepergian masa laluku.
Ia membantuku menemukanmu.
Bersyukur, sebab bukan kaulah orang yang salah.
Dan semoga, kau seseorang yang tepat.
Seseorang yang selama ini aku semogakan.
Seseorang yang selama ini aku perbincangkan dengan Tuhan.
Sebelum aku menemukanmu, ku sebut kau tak bernama.

Tapi aku percaya, Tuhan Maha Tahu segalanya.
Sampai akhirnya, doa-doaku dijawab satu per satu.
Aku menemukanmu.
Bahkan dengan cara yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Saling mengenap pun kita belum.
Kau benar-benar asing.
Lalu Tuhan memberikan cara untuk kita dekat.
Dan benar saja, aku tak sanggup menjelaskan apa-apa.

Termasuk aku bisa sejatuh hati ini denganmu.
Mengapa aku bisa sepercaya ini denganmu.
Seperti aku yakin kau tak akan mengecewakanmu.
Aku percaya kau, seperti aku percaya dengan diriku sendiri.
Dan semakin hari, semakin kesini.
Aku menemukan sesuatu yang baru.
Kau seperti cerminku.

Beberapa hal yang belum kupahami benar, melihatmu aku seperti menemukan sesuatu di diriku yang telah lama hilang.
Mencintaimu adalah sesuatu yang berbeda.
Entahlah, aku sendiri tak bisa menjelaskannya lewat kata.
Jika memang kau benar orangnya.
Tulang rusukku yang sudah terpisah lama.
Semoga, Tuhan tak lagi memisahkan kita.
Dan sesegera mungkin menyatukan kita.
Kuharap kita sanggup sama-sama.
Kita mulai segala sesuatu dengan langkah yang baru.

Peganglah aku.
Mari kita sama-sama berjalan.
Lewati segala cobaan.
Semoga, akhir yang bahagia adalah takdir kita.
Jangan cepat menyerah.
Lihatlah.
Di depan telah menunggu kita hadiah yang indah.
Rumah, rumah tangga yang penuh cinta.

Teruntuk kamu.
Masa depanku.

#APS